Skip to main content

Maaf, maaf dan maaf

Penggemar Celeb mama tentu tidak asing dengan komentar “Bagus, bagus, dan baguss” yang diungkapkan Hetty Koes Endang atau Ivan. Meski bernuansa humor, pengucapan sampai tiga kali tersebut bermakna penegasan, kesungguhan akan nilai yang mereka berikan kepada peserta acara.
Pengucapan tiga kali ini pula disampaikan oleh Kevin Rudd, perdana Mentri Australia. Tetapi occasion-nya serius : ia meminta maaf mewakili pemerintah Australia, atas perlakuan kurang manusiawi kepada masyarakat Aborigin selama puluhan tahun. Ada peraturan resmi yang menggerakkan pemerintah Australia memisahkan anak-anak Aborigin dari orangtuanya, membawa mereka ke suatu tempat penampungan, untuk dididik sehingga bisa bekerja sebagaimana layaknya masyarakat barat. Yang berdampak pada puluhan ribu anak kehilangan kontak dengan orangtuanya sejak usia dini, dan banyak mengalami gangguan psikis di kehidupan dewasanya. Sungguh kurang manusiawi memang. Tapi kenapa permintaan maaf ini menjadi begitu heboh ?
Masalahnya, Kevin Rudd bukan pelaku atau pemrakarsa peraturan tersebut. Peraturan dikeluarkan di awal abad ke 20 dan penerapannya berlangsung sampai tahun 1970-an. Ini bukanlah “dosa” baik Rudd maupun beberapa Perdana Mentri sebelumnya. Tapi beliau lah yang mengambil keputusan untuk mewakili pemerintah meminta maaf. Dan kata tersebut diulangnya sampai tiga kali. Kita saksikan di media cetak maupun televisi, sambutan tindakan mulia ini. Keharuan. Kelegaan. Penyembuhan luka. Kekaguman. Luar biasa positif!


Pernyataan maaf adalah ungkapan kerendahan hati. Kebesaran jiwa. Ciri dari Pemimpin yang Melayani. Kevin Rudd melakukannya bukan terutama untuk popularitas, tapi demi langkah ke depan yang lebih baik dari bangsa Australia keseluruhan, yang selama ini kurang menghargai penduduk aslinya. Ia bergerak dan melangkah demi Tujuan yang Besar di luar dirinya. Juga Ciri Pemimpin yang Melayani.
Rudd sudah mengambil kebijakan yang memberi harapan sebelum ini. Begitu menang, Ia segera menandatangani protokol Kyoto. Ia mengkaji ulang keterlibatan Australia di Irak.
Bila Rudd konsisten dengan tindakan dan keputusannya selama ini dalam pemerintahannya kedepan, kita akan bisa melihat dan berinteraksi dengan bangsa Australia yang lebih bermartabat dan lebih matang. Tentunya semoga kondisi menjadi sangat berbeda dibanding saat John Howard bercokol disana. Yang lebih mengamankan kepentingan AS dan George Bush dibanding alternatif lain yang bisa dipilih secara mandiri oleh pemerintah dan bangsa Australia.
Good luck Rudd, we have high hopes for you and support you all the way !

Comments

Anonymous said…
PAK IRWAN yang mulia,

MAAF..MAAF..MAAF...! Semoga diikuti oleh rasa penyesalan..yang mendalam...maka akan ada perubahan..!
FORGIVE & FORGET itu yang tersulit..bukan? Jika ada orang yang bersalah, lalu sudah meminta maaf kepada kita, apa response kita? forgive & forget, bisa?
Jika bisa, kita mendekati sempurna
[great heart].
terima kasih pencerahannya,Pak Irwan.