Skip to main content

KEPEMIMPINAN DI KANTOR PAJAK



Berurusan dengan kantor pajak, terus terang yang timbul adalah perasaan tidak nyaman, dan membuat saya cenderung menunda-nunda penyerahan SPT Tahunan. Tahu-tahu sudah minggu terakhir batas waktu pelaporan. Sadar akan ramai, saya berusaha datang pagi-pagi supaya tidak perlu seharian berada di sana. Ketika tiba pk 07.30, betul sudah banyak orang. Tetapi petugas sudah banyak, dan pelayanan sudah dimulai - tidak birokratis menunggu jam kerja normal! Dan ternyata, mereka memperlihatkan senyum, wajah ramah, serta pengecekan yang tidak bertele-tele. Mendapat nomer 41, dua proses pelayanan saya lewati sampai mendapat tanda bukti pelaporan, tidak sampai satu jam! Bayangan akan pelayanan yang birokratis, lambat, dan ‘menyeramkan’, sirna sudah. Saya pulang dengan plong karena telah melaksanakan kewajiban tahunan sebagai warganegara yang baik.
Kondisi di atas sebenarnya merupakan pengalaman saya yang kedua kalinya dalam berinteraksi dengan kantor pajak dan aparatnya. Beberapa bulan lalu, dengan keengganan dan sedikit rasa khawatir, saya datang untuk memperoleh NPWP. Saya sudah mengalokasikan minimal setengah hari untuk pendaftaran ini, serta kemungkinan bolak-balik bila ternyata ada berkas yang kurang. Ternyata saya disambut petugas yang ramah dan sangat membantu. Ketika kartu saya selesai sekitar 20 menit setelah pendaftaran, ternyata nama saya tertera salah! Wah, matilah. Kalau tidak diperbaiki, bisa masalah di kemudian hari. Tapi kalau diperbaiki, wah bisa-bisa saya harus kembali lagi besok. Atau jangan-jangan ada biaya jadinya. Kekhawatiran saya ternyata terlalu berlebihan. “Wah, maaf pak. Akan kami perbaiki, meski mungkin harus menunggu sekitar 15 menit lagi. Apa bapak keberatan ?” Tentu tidak. Dan bila waktu berangkat ada rasa keterpaksaan karena harus berNPWP, pulang dari sana surprisingly ada rasa bangga mengantongi kartu NPWP yang baru!



Saya tidak sendirian; sejumlah teman mendapatkan kesan dan perlakuan positif yang serupa. Kantor pajak telah berubah! Fisik interior ruangan membuat kita sangat nyaman (lihat penampilan front-office salah satu KPP pada foto di atas). Tetapi yang jauh lebih penting, berubah juga sikap dan profesionalitas front-liner-nya.

Saya musti mengangkat topi kepada pimpinan kantor pajak. Perubahan positif seperti ini (Kantor Pajak yang lebih melayani) tidak mungkin terjadi tanpa adanya pimpinan yang visioner dan serius. Kita semua tahu, perubahan apalagi transformasi seperti yang sedang terjadi di sana, bukan hal yang mudah. Tantangan tidak saja menghadapi persepsi masyarakat, tetapi tidak kalah sulitnya adalah menghadapi orang-orang status-quo di dalam sendiri. Dan bila tidak cukup kuat dan berstamina jangka panjang, perubahan bisa mandek, bahkan kembali ke kondisi semula.

Teruskan proses transformasi positif ini, Bapak-Ibu pengelola pajak. Saya dan teman-teman mendukung. Semoga pemerataan dan keadilan dapat lebih terwujud di negeri kita yang tercinta ini.

Comments

Anonymous said…
Pak Irwan, syukurlah pelayanan front-office pajak sdh membaik..! Apakah back-office juga membaik? yang saya maksudkan ialah pengelolaan & penggunaan dana-dana milyaran dari pajak di kantor pajak????
\\Saya belum perbaharui NPWP saya yang dulu th 1996-2000 pernah hidup, karena masih belum yakin dengan uang pajak yang saya setor, mau dipakai apa? kemana? dasarnya kagak percaya, begitulah..!
Semoga back-office juga positif sepositif front-officenya! Jika sudah benar "reliable", barulah sebenarnya pendapatan pajak akan meningkat tajam, karena orang-orang seperti saya yang enggan punya SPPT NPWP personal masih banyak sekali...! Mereka tidak percaya! salam kepercayaan..semoga pajak membaik terus-menerus..!
terima kasih pak IRWAN sharingnya..!
Anonymous said…
maaf OOT,

sekedar mengomentari foto tentang suasana kantor pajak sekarang, saya juga punya pengalaman berkunjung ke salah satu kantor pajak di Jakarta.
Kesan pertama, bagus... tidak seperti yg dibayangkan sebelumnya. Kantornya sudah "dihias" dengan berbagai ornamen yang menandakan bahwa "kami sudah berubah"...

Hanya saja, pada saat menunggu di salah satu ruang tamu dan mengamati kondisi sekeliling... hmm... ternyata di ruang tsb tidak semua bersih teratur... lantai di bawah meja dan kolong kursi, masih jelas tampak debu tebal terhias disana...

Mencoba mengambil kesimpulan dari situ...
ternyata perubahan baru terjadi pada level permukaan saja (yang tampak diluar), tapi memelihara perubahan tsb agar tetap baik dan indah.... sepertinya itu yang perlu dipertahankan :-)

dan tidak hanya di kantor pajak saja, tentunya..... :D
CARE FOR LIFE said…
Thanks mbak Tanti. Perubahan, apalagi atas suatu perilaku/kebiasaan yang sudah 'membudaya' memang bukan perkara mudah. Dibutuhkan kerja keras, dan optimisme. Saya optimis, dengan kepemimpinan yang sekarang di Depkeu dan dirjen pajak, perubahan yang sudah terjadi bisa berlanjut ke arah yang positif. Semoga bisa dilanjutkan oleh penerusnya, karena tahun depan sudah akan ada pergantian pemerintahan .....
Anonymous said…
setuju mas,
memang butuh kerja keras dan optimisme. Kalau kerja keras, saya yakin bangsa kita tidak akan kekurangan orang yang mau kerja keras. Hanya saja soal optimisme yang mungkin perlu dibangkitkan, dan saya pikir optimisme itu seperti virus yang menular, tidak pernah akan mati jika memang sudah menjadi bagian dari jiwa kita.

Dan saya jadi melihat masa depan Indonesia yang makin cerah. Pergantian pemerintahan pun hanya sekedar simbol, karena penduduknya memiliki sifat kepemimpinan yang bisa diandalkan. Saya yakin, kita sbg bangsa Indonesia bisa mewujudkannya :-)